RUMAH

*cahaya 27

Jika hatimu adalah rumah, maka hatiku pun sama.

Dengan sangat senonoh cahaya menyusup dari celah-celah pintu, jendela, genting dan segala hal yang mampu ia tembus hingga menerangi seluruh isi rumahku. Dan aku menyadari satu hal, bahwa di dalam rumah aku seorang diri.

Tandanglah langkah ke rumahmu.

Aku ingat pesan ibuku untuk mengucap salam dengan anggunnya kepekaan. Apa yang aku bawa membuatmu tersenyum dan menyilakanku untuk masuk ke rumahmu. Aku dengan senonoh pula memohon izin untuk tinggal di rumahmu. Aku ingin menyimpan cahaya di rumahmu. Agar rumahmu bercahaya. Agar rumah kita bercahaya. Agar kita bisa melihat satu sama lain, dan menyadari bahwa kita tidak seorang diri—lagi.

23 Jumadil Awal 1442

Diterbitkan oleh

ainin.n

| penulis • petani |

Tinggalkan komentar